Mitologi Tiongkok merupakan salah satu khazanah cerita rakyat dan kepercayaan spiritual paling kaya dan kuno di dunia. Kaya akan simbolisme, dewa-dewi yang kuat, makhluk legendaris yang menakjubkan, dan kisah penciptaan alam semesta, mitologi ini telah membentuk budaya, seni, dan filsafat Tiongkok selama ribuan tahun. Jauh melampaui sekadar cerita pengantar tidur, mitologi ini menawarkan pandangan mendalam tentang cara orang Tiongkok kuno memahami dunia di sekitar mereka, tempat manusia dalam kosmos, dan nilai-nilai moral yang mereka junjung tinggi.
Salah satu kisah paling fundamental dalam mitologi Tiongkok adalah tentang penciptaan alam semesta. Tokoh sentral dalam kisah ini adalah Pangu, raksasa kosmik yang lahir dari kekacauan primordial. Selama ribuan tahun, Pangu berdiri di antara langit dan bumi, memisahkan keduanya dengan tubuhnya yang terus tumbuh. Ketika ia akhirnya meninggal, tubuhnya terurai menjadi berbagai elemen alam semesta: napasnya menjadi angin dan awan, suaranya menjadi guntur, matanya menjadi matahari dan bulan, rambutnya menjadi bintang, darahnya menjadi sungai, dan tulangnya menjadi gunung. Dari Pangu inilah alam semesta seperti yang kita kenal terbentuk.
Selain Pangu, terdapat juga kisah tentang Nüwa, dewi yang sering digambarkan sebagai sosok wanita setengah ular. Nüwa diyakini telah menciptakan umat manusia dari tanah liat kuning. Ia membentuk setiap manusia satu per satu, memberikan mereka kehidupan. Ada cerita yang mengatakan bahwa ia lelah menciptakan manusia satu per satu, sehingga ia menggunakan tali dan mengayunkannya ke dalam genangan lumpur, menciptakan gerombolan manusia dalam sekali ayunan. Nüwa juga berperan penting dalam memperbaiki langit yang retak dan mencegah malapetaka yang mengancam dunia.
Panteon dewa-dewi Tiongkok sangatlah luas dan kompleks, mencerminkan berbagai aspek kehidupan dan alam. Beberapa dewa yang paling terkenal meliputi:
Selain dewa-dewa besar ini, ada pula dewa-dewa lokal, roh alam, dan makhluk gaib yang memainkan peran penting dalam kepercayaan sehari-hari masyarakat Tiongkok.
Tidak ada mitologi Tiongkok yang lengkap tanpa membahas naga. Berbeda dengan naga dalam mitologi Barat yang seringkali jahat, naga Tiongkok (Lóng) adalah makhluk yang kuat, bijaksana, dan umumnya membawa keberuntungan. Mereka adalah penguasa elemen air, seperti sungai, danau, dan laut, serta mampu mengendalikan cuaca. Naga sering digambarkan memiliki tubuh panjang bersisik, cakar tajam, tanduk, dan kemampuan terbang tanpa sayap. Kehadiran naga diyakini membawa kemakmuran, kekuatan, dan kesuksesan, serta menjadi simbol kekaisaran Tiongkok.
Selain naga, mitologi Tiongkok juga dipenuhi dengan berbagai makhluk mitos lainnya yang menarik. Ada Fenghuang, burung phoenix Tiongkok, yang melambangkan keanggunan, kebaikan, dan kemakmuran. Ada pula Qilin, makhluk yang mirip unicorn atau singa bersisik, yang dianggap sebagai pertanda baik dan kemunculan orang bijak atau penguasa yang baik. Makhluk-makhluk ini sering muncul dalam seni dan arsitektur Tiongkok, memperkaya warisan budaya negara tersebut.
Mitologi Tiongkok adalah dunia yang terus berkembang, terus diceritakan ulang, dan terus menginspirasi. Dari kisah penciptaan alam semesta oleh Pangu hingga petualangan epik Sun Wukong, legenda-legenda ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengajarkan tentang nilai-nilai universal seperti keberanian, kesetiaan, belas kasih, dan harmoni dengan alam. Mempelajari mitologi Tiongkok membuka jendela ke dalam jiwa sebuah peradaban kuno yang kebijaksanaannya masih relevan hingga kini.